Bencana Alam Atau Bencana Manusia


Apa yang ada di benak anda ketika mendengar berita Gempa dan Tsunami di Mentawai beberapa waktu yang lalu? Atau mendengar berita bencana banjir di Wassior dan gunung merapi yang meletus di Yogyakarta? Tentu saja sangat iba. Bagaimana tidak, bencana itu terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan, dan menewaskan banyak jiwa. Yang pasti, bencana itu memporak-porandakan berbagai aspek kehidupan yang ada di sana.

Berbagai jiwa merasa iba, berbagai kepala mengucapkan belasungkawanya, dan berbagai kepala berkaca-kaca. Tapi tidakkah kita ingin berkaca pada bencana alam itu? Tidak. Kita malah menyalahkan apa yang bisa kita salahkan, dan yang menjadi sasaran utama adalah presiden kita, Pak SBY.

Suatu atikel yang saya baca menyatakan ‘SBY Dan Kepemimpinan Yang Identik Dengan Bencana.’ Apa mungkin bencana yang terus-terusan melanda Indonesia ada hubungannya dengan kepemimpinan SBY? Tentu saja kita tidak boleh memfonis begitu saja. Meski, awal-awal kemunculan SBY di kancah perpolitikan Indonesia sudah banyak peramal-peramal yang mengatakan, bencana akan terus-terusan melanda Indonesia jika SBY menjadi presiden. Salah satunya adalah ramalan Jangka Jayabaya yang menyatakan bahwa kepemimpinan SBY akan mengalami kegagalan.

Apakah benar demikian? Walaupun peramal telah banyak yang meramalkan demikian, bahkan Raja Kediri, Jangka Jayabaya pun telah meramal sebelum SBY dilahirkan, tapi SBY bukanlah dalang dari semua ini. Tak bisa dipungkiri juga, memang beruntun bencana menimpa kepemimpinan SBY seperti, Tsunami di Aceh, letusan gunung merapi, gempa bumi, kecelakaan lalulintas (udara, darat, dan laut) dan yang teranyar adalah jebolnya Situ Gintung di Cireundeu, Ciputat, Tangerang Selatan, adalah bencana-bencana yang mengiringi perjalanan pemerintahan SBY selama lima tahun terakhir.

Tak hanya bencana yang terjadi, isu-isu tentang bencana pun tak hent-hentinya mengalir. Contohnya saja ramalan gempa yang pernah dilakukan Deddy Corbuzier, ia meramalkan bahwa akan terjadi gempa dan tsunami di Padang pada tanggal yang telah ia tentukan. Parahnya lagi, ia akan masuk Islam atau akan mati jika prediksinya tak benar. Sekarang apa konsekuensinya? Setelah gempa dan tsunami yang ia ramalkan tak terjadi, apa yang ia lakukan? Tidak ada. Bahkan ramalan itu seolah tak pernah terjadi dan hilang di telan bumi.

Satu hal yang penulis ingin tanyakan, “Lantas apa hubungannya gempa dan tsunami dengan agama Islam? Kenapa agama Islam seolah dijadikan sebagai bahan permainan?” Begitu juga dengan isu kiamat 2012, Mama Lauren juga meramalkan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2012, dan apabila itu tak terjadi, ia juga akan masuk Islam. Tapi apa? Sebelum 2012, ia juga sudah meninggal.

Lantas apa sebenarnya penyebab begitu banyaknya bencana yang melanda negeri kita ini? Mungkin perlu kita cermati kata-kata bijak berikut ini, "Tidak ada suatu perkara yang terjadi kecuali berasal dari diri kita sendiri," begitulah orang bijak menyampaikan. Bahkan Rasulullah SAW pernah mengingatkan umatnya tentang hal ini. Rasulullah SAW bersabda, "Bila umatku sudah melaksanakan 15 perkara maka bencana sudah pasti terjadi.

Perkara itu adalah : bila negara sudah diakui/dimiliki oleh orang-orang tertentu, barang amanat jadi Ganimah (temuan), mengeluarkan zakat dianggap musibah bagi sikaya, suami sudah tunduk patuh terhadap istrinya untuk mengerjakan sesuatu yang keluar dari syariat (ajaran Islam), anak menyakiti kedua orang tuanya sementara kepada temannya berlaku baik, terjadi permusuhan caci mencaci antara jamaah mesjid karena perbedaan masalah/pendapat yang bukan prinsip yang mereka pegang, diantara yang menjadi memimpin umat baik yang memimpin masyarakat atau agama bukan dari keturunan yang baik-baik, seseorang memuliakan seseorang karena takut kejelekannya bukan karena wibawa atau karena akhlak dan ilmunya, orang mabuk dan maksiat sudah terlihat dimana-mana, seorang pria sudah senang memakai pakaian yang biasanya dipakai wanita, kedua orang tua diperlakukan seperti pembantu di dalam rumah tangga, sarana untuk maksiat tersebar dimana-mana, seperti bar, kasino, diskotik dan warung remang-remang, dancing, dugem dan hiburan yang berbau pornografi dan pornoaksi sudah dianggap kesenian belaka bahkan hiburan yang baik, bila umat akhir zaman sekarang ini sudah mencaci maki dan tidak menghiraukan pendapat-pendapat mereka (para ulama), bila umat akhir zaman semuanya sudah ingin berlomba-lomba menjadi seorang selebritis/penyanyi yang terkenal.

Semua ini mengundang bencana. Lantas kita mau percaya yang mana? Pada isu yang menjerumuskan, pada ramalan yang disangkut pautkan pada presiden SBY? Atau pada 15 perkara di atas? Saatnya kita mengevaluasi diri kita sendiri, keluarga, lingkungan di sekitar kita, jika 15 perkara tadi sudah jelas didepan mata kita, selayaknya kita sebagai muslim saling mengingatkan dan memperbaiki. Jangan dulu berfikir bagaimana mengubah keadaan dunia, atau mengubah keadaan negara, atau mengubah keadaan masyarakat, atau mengubah keadaan keluarga, tapi mulailah mengubah diri kita sendiri kembali ke jalan yang sesuai dengan syariat Islam.

Ingat firman Allah SWT dalam surah Ar-Ruum ayat 41 :
Artinya :”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).

Sebaiknya ini kembali menjadi renungan bagi kita semua. Satu pertanyaan yang hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya, “Apakah ini bencana alam atau bencana manusia?”

0 comments:

Posting Komentar

Copyright 2009 Aqueous Humor. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy