Mimpi : A Random Experience


“Semalam aku bermimpi…bertemu dengan dirinya~”. Cuplikan lagu dari Kahitna yang berjudul ‘Tentang Diriku’ itu yang mau saya ceritakan sekarang, tapi tentu saja bukan tentang cinta. Dan pastinya itu tentang mimpi.

Cerita ini (bukan) hanyalah fiktif belaka. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita ini adalah nyata dan tempat serta kejadian perkara bisa dibuktikan kebenarannya.

Beberapa waktu yang lalu aku ingin sekali punya adik. Bahkan aku sempat pasang status di facebook yang isinya ingin mengadopsi adik. Tentunya semua ini juga berkenaan dengan keinginanku sebelum-sebelumnya sekali untuk dapat punya kakak. Maklumlah, orang yang tak punya saudara macam aku selalu ingin punya saudara, tetapi kenyataannya aku malah hanya menganggap orang lain sebagai saudaraku. Miris. Maka, beruntunglah siapapun yang punya saudara saat ini, karena kita membutuhkan tempat bergantung, Kawan! Dan buatku, saudara adalah jawabannya.

Tak ada panas, tak ada banjir, tiba-tiba sore yang lalu aku bermimpi dapat adik. Sore itu adalah pada hari Sabtu, 30 April 2011. Sungguh, aku tak pernah mengungkit-ungkit keinginan punya adik lagi, bahkan sudah melupakan pikiran yang absurd itu. Pikiran untuk punya kakak? Aku sudah menganggap seseorang sebagai kakak sendiri. Siapa dia? Dialah kak Westi Permata. Kakak yang telah banyak membantuku selama tiga tahun ini, bahkan mungkin akan banyak membantuku untuk tahun-tahun berikutnya. Bantuannya yang pertama adalah sekedar informasi untuk masuk smansa. Simpel kedengarannya, tetapi buatku sangat berarti. Yah, karena memang tak ada lagi pemberi informasi selain kakakku yang satu ini.

Lanjut ke bahasan sebelumnya, pulang sekolah itu aku ketiduran. Saking capeknya, aku lupa bahwa aku sudah bermimpi. Siapakah yang aku mimpikan sebagai adikku itu? Mhicya Utami Ramadhani, bahkan seseorang yang tak pernah terpikir olehku sebelumnya, tak pernah punya kontak, tak pernah punya berhubungan kecuali sekedar urusan sekolah dan senyum serta sapa semata. Tetapi aku sekarang memimpikannya, ajaib!

Jadi ceritanya, aku mimpi bahwa dia itu diangkat jadi adikku. Entah dalam rangka apa, tiba-tiba saja orang tuanya menitipkan dia untuk jadi adikku (?) Jangan tanya kenapa karena aku juga tak tahu jawabannya. Maka muncullah kebiasaan baruku untuk mengantar dan menjemput dia ke tempat les, membantu dia kalau lagi ada masalah, atau sekedar ngobrol membicarakan hal remeh temeh. Satu hal saja, Madu Kawan, seperti madu, manis sekali rasanya menjadi seorang kakak. Walaupun hanya beberapa momen, tetapi aku merasa sangat bahagia di sana. Tapi itu semua cuma mimpi Kawan, cuma mimpi! Bahkan sebenarnya aku tak tahu alamatnya dimana.

Tak tahu kenapa, aku jadi teringat sebuah artikel tentang mimpi yang ditulis oleh Gaby Defenski di majalah sekolah kami—Media SMANSA, maka langsung saja aku membaca kembali tulisan itu. “Faktanya, mimpi itu berasal dari kejadian yang kita alami sendiri.” Nah sebelumnya aku sempat punya pengalaman unik dengan dia. Pertama, waktu kami sedang mengambil wudhu di toilet. Sebenarnya tak penting karena aku cuma bilang, “Lucu ya dek, kaki kamu kecil sekali!”. Sedangkan yang kedua adalah ketika aku tak sengaja mendengar temannya memanggilnya di kantin, “Chia…chia ayo buruan!”. Oh Kawan, bahkan nama panggilannya sama dengan nama panggilanku di rumah, sama-sama ‘Chia’.

Satu hal yang menarik adalah ketika aku menanyakan hal yang benar-benar ingin kuketahui di dunia nyata, yaitu : “Apa kak Widi—Widya Fadriani—itu kakak kamu, Dek?”. Lalu dia menjawabnya, “Bukan Kak, kita sering bareng karena sering seangkot.” dan ternyata itu memang benar, karena aku juga menanyakannya setelah mengalami mimpi ini. Jawabannya tidak jauh beda, “Kak Widya F, Kak? Itu tetanggaku.” Tidak jauh beda, kan? Maaf sebelumnya untuk Kak Widya Fadriani, sampai membawa-bawa dalam mimpi ini.

Memori otak memang bisa menayangkan mimpi dengan kejadian-kejadian lucu dan aneh yang pernah kita alami sebelumnya, contohnya saja ketika aku melihat Bang Efri Mulia Yusli dan Kak Kiki Amelia di ruang OSIS setelah UN beberapa hari lalu. Maka tiba-tiba saja mereka berdua masuk ke dalam mimpiku yang menceritakan bahwa Kak Kiki kangen sama Bang Efri. Maaf sekali jika kakak-kakak dan abang-abang harus dilibatkan ke dalam mimpi-mimpiku sebelumnya. Tetapi jangan khawatir, karena ini hanya mimpi.

Contoh mimpi yang menggelitik lainnya adalah mimpi yang dialami oleh Rahmi Mulia Putri. Ia bermimpi hadir di pernikahan Pangeran William dan Kate, lalu ia juga bertemu teman-teman sekelasnya, lalu mereka menampilan tari Timur Tengah bercampur dengan tarian Minang yang mereka bawakan di perpisahan. What a funny dream!

Itulah intisarinya, mimpi adalah replay dari kejadian yang pernah kita alami. Keinginanku untuk punya adik, pengalamanku dengan Mhicya yang tidak terlalu bermakna, keingintahuanku antara Mhicya dan Kak Widi, dan akhirnya berakhir di mimpi dengan peristiwa yang campur aduk.

Tetapi terimakasih untuk Fadila Khairani, my beautiful friend ever after, buat advice yang dia berikan supaya aku memberitahu Mhicya saja tentang mimpi itu. Tanpa dia mungkin Mhicya nggak akan pernah tahu bahwa seseorang yang bahkan tak ada hubungannya dengannya bisa memimpikan dia. Bahkan mungkin aku tak akan memanggilnya ‘litle sister’ sekarang ini. Dan bahkan mungkin saja tulisan ini tak akan pernah ada sebelumnya. Ah tentu saja, terimakasih Tuhan karena telah memberikan rentetan peristiwa yang sangat bermakna ini kepadaku. Lengkaplah sudah keinginanku untuk punya adik, walaupun bukan adik kandung, atau adik dalam pikiran yang absurd. Mimpi memang sesuatu yang ajaib, Kawan!

0 comments:

Posting Komentar

Copyright 2009 Aqueous Humor. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy